Politik

Yudha-Bahar Siap Dorong UMKM Naik Kelas Dan Akan Bangun Ruang UMKM Refresentatif di Kota Palembang

Avatar of Zulkarnain
19
×

Yudha-Bahar Siap Dorong UMKM Naik Kelas Dan Akan Bangun Ruang UMKM Refresentatif di Kota Palembang

Sebarkan artikel ini
IMG 20241031 042258 scaled
58 / 100

Palembang, Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Kota Palembang, Yudha Pratomo dan Baharudin gelar diskusi Rabu Bertanjak bersama masyarakat Kota Palembang di Posko Pemenangan Yudha-Bahar (Pempek Kapal Selam) Jalan Angkatan 45 Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang, Rabu (30/10/2024).

Diskusi Rabu Bertanjak digelar secara rutin setiap hari Rabu menjelang Pilkada serentak, 27 November 2024 mendatang.

Dalam diskusi kali ini menghadirkan narasumber yaitu Ketua DPD HIPMIKINDO Sumsel, Asmawaty dan Inovator Teknologi Tepat Guna yang juga tergabung dalam HIPMIKINDO Sumsel, Burlian Topo serta dihadiri para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Calon Walikota Palembang Yudha Pratomo mengatakan bahwa diskusi Rabu Bertanjak kali ini membahas, bagaimana UMKM di Kota Palembang ini bisa eksis, survive dan naik kelas. Hal ini merupakan salah satu programnya.

“Pemerintah itu sebetulnya bisa membantu dalam 3 (tiga) hal yaitu pertama akses ilmu pengetahuan seperti pelatihan dan pendampingan. Kedua akses permodalan, dimana pemerintah membantu membayar bunga bank, sehingga seolah-olah pinjaman tanpa bunga. Ketiga akses pasar, dimana Pemerintah memfasilitasi untuk pemasaran setelah menjadi produk ke buyer,” katanya.

Ia menjelaskan terkait dengan akses ketiga, perlu dibuat market baik offline maupun online. Untuk offline bisa dititipkan ke pusat penjualan dan ekspor. Sedangkan untuk online bisa digunakan market place yang saat banyak di Indonesia.

“Untuk membantu para pelaku UMKM, Pemerintah bisa membuat market place khusus, yang mungkin bisa mengena, karena kita yang tahu dengan kendala dan kondisinya. Market place tersebut dibuat dengan intensif-intensif tertentu seperti adanya diskon, sehingga terjadinya penjualan dan pembelian barang dan jasa dari para pelaku kepada masyarakat Kota Palembang,” jelas yudha.

Terkait dengan ribuan masyarakat Kota Palembang miskin yang berpenghasilan rata-rata Rp10 ribu perhari, Yudha menanggapi bahwa miskin itu ada beberapa kategori yaitu miskin ekstrem dan miskin biasa.

“Masyarakat miskin ekstrem, untuk solusinya dibantu dengan Bayar Langsung Tunai (BLT) sehingga paling tidak bisa bertahan, tetapi kalau miskin biasa bisa dilakukan pemberdayaan dengan pelatihan UMKM dan diberikan permodalan serta siapkan akses pasarnya sehingga paling tidak mereka bisa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan baru kita siapkan program-program lain agar mereka bisa naik kelas,” ujarnya.

Yudha mengungkapkan bahwa saat ini ruang UMKM di Kota Palembang belum ada dan yang ada baru Provinsi Sumsel saja. Jika terpilih menjadi Walikota Palembang, ruang UMKM akan dibangun, tentu tempatnya harus refresentatif dan jangan ditempat yang macet.

“Oleh karena itu tempatnya harus kita siapkan, parkirnya luas dan gedungnya aman dan nyaman, sehingga bisa dipasarkan seluruh produk UMKM, tetapi tentunya harus kita orasikan dahulu, karena UMKM yang masuk disana sudah memenuhi persyaratan sehingga para pelaku UMKM bertemu dengan buyer atau pembeli dengan nyaman,” ungkapnya.

Dirinya menyampaikan bahwa Indonesia akan masuk bonus demografi, dimana usia produktif lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk usia tidak produktif.

“Bonus demografi itu ada bagus dan tidak bagus. Bagusnya tenaga kerja banyak dan tidak bagusnya jika mereka menjadi pengangguran. Kepada masyarakat Kota Palembang, ayo kita jadi pengusaha, kita fasilitasi bagi mereka yang belum tahu bagaimana caranya berbisnis akan kita ajari, paling tidak sampai bisa business plan,” pungkas Yudha.