Pendidikan

Terkait Isu Dualisme Kepemimpinan Universitas Sjakhyakirti, Ini Penegasan Pj. Rektor

Avatar of Zulkarnain
56
×

Terkait Isu Dualisme Kepemimpinan Universitas Sjakhyakirti, Ini Penegasan Pj. Rektor

Sebarkan artikel ini
IMG 20241225 034513 scaled
62 / 100

Palembang – Terkait adanya isu dualisme kepemimpinan di Universitas Sjakhyakirti yang  takut mengganggu proses administrasi akademik, mahasiswa gelar aksi damai, Selasa (24/12/2024) untuk mempertanyakan hal tersebut secara langsung kepada pihak kampus.

Hal tersebut diungkap secara langsung oleh Koordinator Aksi, M Furqon Afilla Ramadhan kepada awak media saat usai gelar aksi damai tersebut.

“Selain mempertanyakan hal tersebut, kami juga meminta pihak kampus menjamin dan memastikan akademik berjalan dengan lancar dan normal, serta menjamin akreditasi Universitas Sjakhyakirti tidak menurun,” ucapnya.

Sementara dihari yang sama Pejabat (Pj) Rektor Universitas Sjakhyakirti Nur Ahmadi didampingi Wakil Rektor II, Chitra Imelda dan Wakil Ketua I Yayasan Universitas Sjakhyakirti, Suzan Agustri, mengatakan bahwa hal yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut merupakan hal yang positif.

“Wajar mereka melakukan aksi damai hari ini, karena mereka bagian dari Universitas Sjakhtakirti, yang galau takut menjadi korban karena adanya isu dualisme kepemimpinan. Mereka adalah anak-anak kami,” ujar Nur.

Secara tegas dirinya membantah adanya isu dualisme kepemimpinan Universitas Sjakhyakirti yang belakangan ini mencuat ke publik, karena rektor saat ini hanya ada satu, tidak ada rektor yang lain.

“Pada saat saya menjadi Pj Rektor Universitas Sjakhyakirti, Rektor yang lama menyerahkan secara langsung ruangan kerja rektor dan mobil dinasnya. Oleh karena itu tidak ada seperti yang diisukan dualisme kepemimpinan,” tegas Nur.

Nur menyampaikan bahwa isu tersebut tidak berdasar dan hanya upaya untuk menghambat proses akreditasi Universitas Sjakhyakirti yang saat ini sedang berjalan.

“Sepertinya Isu dualisme ini sengaja digiring untuk menunda proses akreditasi universitas Sjakhyakirti,” ujarnya.

Terkait dengan kepemimpinan Universitas Sjakhyakirti yang baru, menurutnya, pergantian struktur kepemimpinan di Universitas Sjakhyakirti telah berlangsung sesuai mekanisme. 

“Semua terkait kepegawaian dan kepengurusan dilaksanakan sesuai prosedur dan jewenangan untuk menentukan dan memilih pejabat di lingkungan universitas sepenuhnya berada di tangan Ketua Pembina Yayasan Sjakhyakirti,” ujat Nur.

Nur Ahmadi sendiri ditunjuk sebagai Pj Rektor berdasarkan keputusan resmi dari Yayasan Perguruan Sjakhyakirti. Selain itu, Suzan Agustri selaku Wakil Ketua 1 kepengurusan yayasan dan Chitra Imelda selaku Pj Wakil Rektor II turut mendukung langkah-langkah yang diambil demi kelancaran administrasi kampus.

Lebih lanjut, Nur Ahmadi menilai, tuduhan yang beredar belakangan ini, termasuk laporan negatif kepada Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2DIKTI), tidak membantu situasi. Bahkan, laporan itu dianggap sebagai bentuk provokasi yang memanfaatkan mahasiswa untuk kepentingan tertentu.

“Kami di sini fokus bekerja keras untuk menyelesaikan berkas akreditasi yang ditunggu hingga 27 Desember. Namun, malah muncul berita-berita negatif. Kami berharap pihak L2DIKTI mau menerima kami untuk berdiskusi secara terbuka, bukan berdasarkan laporan sepihak,” ungkapnya.

Ia menyampaikan pihak universitas dan yayasan memastikan bahwa mereka tetap mengutamakan kepentingan mahasiswa. Layanan akademik, kegiatan perkuliahan, hingga berbagai kebutuhan kampus lainnya terus diupayakan berjalan maksimal meskipun di tengah isu yang beredar.

“Kami berkomitmen memberikan yang terbaik untuk mahasiswa dan menjaga kualitas universitas. Mari bersama-sama fokus membangun, bukan saling menjatuhkan,” pungkas Nur Ahmadi.

Hingga saat ini, Universitas Sjakhyakirti terus berupaya menyelesaikan proses akreditasi dengan optimal. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama untuk menciptakan suasana yang kondusif demi kemajuan dunia pendidikan di Sumatera Selatan.